Kemah Bakti: Ajang Membangun Semangat Patriotisme, Bertanggung Jawab, dan Berjiwa Sosial

0
1263

SDTI – Setelah sepekan bergelut dengan soal-soal ujian tengah semester pertama, siswa SD Ta’mirul Islam Surakarta melakukan penyegaran berupa kegiatan out bond, pesta siaga dan kemah bakti (12-13/10). Kegiatan dilaksanakan di tiga tempat, yakni Taman Balekambang untuk siswa kelas I, Lapangan Kotabarat untuk kelas II, sedangkan siswa kelas III sampai VI berada di Lapangan Desa Pandean, Ngemplak, Boyolali. Kegiatan kelas I dan II hanya berlangsung selama setengah hari, kelas III dan IV, sehari, sedangkan kelas V dan VI dua hari satu malam.

Kegiatan ini tidak hanya bersifat penyegaran saja, tetapi bertujuan untuk membina mental dan sifat sosial siswa. Untuk itu, kegiatan yang bertema Membangun Semangat Patritisme, Bertanggung Jawab, dan Berjiwa Sosial. Kegiatan juga menyertakan kegiatan sosial berupa pembagian beras kepada masyarakat Desa Pandean.

“Kegiatan kemah ini merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap tahun. Kegiatan ini untuk membentuk karakter peserta didik, mengembangkan soft skill, dan melatih jiwa sosial mereka,” papar Khamdani selaku Wakil Kepala Bidang Kesiswaan.

Kegiatan utama berpusat di Lapangan Pandean. Setelah upacara pembukaan, anak-anak penggalang mendirikan tenda, sedangkan anak-anak siaga melakukan wide game di sekitar lokasi perkemahan.

“Kegiatan pesta siaga untuk kelas III dan IV berupa permainan warung. Ada sepuluh pos, di antaranya crazy ball, keagamaan, kedisiplinan, pengetahuan, dan lain-lain. Peserta tampak antusias dengan kegiatan tersebut, mereka juga membuat topi yang digunakan untuk karnaval,” jelas Marathus Sholikhatun Qona’ah, selaku guru kelas III.

Pembelajaran soft skill kepada para peserta tampak pada acara memasak setelah pendirian tenda. Kegiatan memasak yang dilombakan itu mengambil menu nasi goreng. Setiap regu memasak dengan kreativitas masing-masing.

“Dengan memasak para peserta dapat mengembangkan soft skill mereka dan merasakan sendiri bagaimana proses memasak. Biasanya mereka hanya dimasakkan orangtuanya, kini mereka memasak sendiri,” terang Khamdani.

Selain memasak, para peserta juga menampilkan kreativitas mereka dalam membuat menara dari bambu. Setelah itu, sebagian peserta melakukan bakti sosial dengan membagikan beras kepada masyarakat Desa Pandean.

Acara dilanjutkan dengan karnaval. Koordinator Karnaval, Aris Paryanto, mengatakan bahwa karnaval kali ini mengambil tema “Perjalanan Hidup”. Ada yang berdandan anak-anak TK, SD, SMP, SMA, kuliah, hingga bekerja. Mereka berjalan mengitari kompleks perkampungan dengan diiringi irama rebana.

Malam hari, berupa kegiatan api unggun diawali dengan upacara penyalaan api unggun. Upacara tersebut ditandai dengan pesta kembang api. Puluhan letusan kembang api di udara, memecah keheningan dan gelapnya suasana di Lapangan Pandean. Upacara api unggun diikuti pertunjukan seni dari peserta kemah. Ada deklamasi puisi, menyanyi, berjoget, hingga atraksi bambu gila.

Acara berakhir Minggu (13/10) pukul 10.00 yang pagi sebelumnya diisi dengan kegiatan salat malam, senam pagi, wide games, dan acara penutupan.

(Andi Dwi Handoko)