Sabtu, 27 Juli 2024

Disimak Langsung di Masyarakat, SD Ta’mirul Islam Sodorkan Banyak Program Alquran

SDTI – Tahfiz on the Spot menjadi salah satu inovasi yang diterapkan oleh SD Ta’mirul Islam Surakarta. Program ini merupakan terobosan di mana tidak hanya guru yang telah hafal Alquran saja yang disimak oleh masyarakat, melainkan juga siswanya.

Salah satunya adalah siswa kelas 2, Ananda Aulia Rozaq. Ia telah disimak hafalan juz 29 nya oleh masyarakat di Langgar Barokah, Ahad (20/8) pagi.

“Alhamdulillah, Aulia menjalani proses simakan dengan lancar,”ujar Guru Tahfiz SD Ta’mirul Islam sekaligus pendamping Ananda Aulia Rozaq, Amir Hafidh Zaini Al Hafidz

Amir Hafidh menuturkan proses simakan ini adalah salah satu ujian bagi penghafal Alquran. Ia berujar hal tersebut pun juga bisa bermanfaat untuk menularkan kepada siswa lainnya agar termotivasi untuk meningkatkan hafalan Alqurannya.

“Kami harap wali murid lainnya pun juga bisa tertular untuk menyemangati anaknya dalam menghafal kitab suci,”ucapnya.

Mukhlisin Al Hafidz, menjelaskan ada beberapa program Alquran yang diterapkan di SD Ta’mirul Islam. Pertama, Binnadzor 30 juz, yakni siswa akan lebih ditekankan dalam tajwid dan makhraj. Harapannya kelak jika sudah dewasa mampu menjadi imam dan ustaz pengajar Alquran yang berkompeten.

“Kami berusaha mendidik siswa untuk menjadi penerus estafet yang bersambung dari Rasulullah Saw. Seperti dalam hadits disebutkan

خيركم من تعلّم القران وعلمه (روه مسلم)

Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar dan mengajarkan Alquran,” ujarnya.

Kedua ialah program Bilghaib. Di sini siswa akan disimak bacaannya ( tahsin) terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan proses menghafal ( tahfiz). Lalu proses ujian ( tashih) disusul wisuda tahfiz. Proses terakhir yakni disimak masyarakat ( tasmi’ atau program baru tahfiz on the spot).

Selain itu, Kepala Sekolah SD Ta’mirul Islam, Aris Paryanto menambahkan program pilihan di bidang Alquran yakni tahfiz prioritas dan kelas khusus tahfiz.

Untuk tahfiz prioritas disini guru akan mendampingi siswa yang berpotensi di bidang hafalan Alquran. Pendampingan akan dilakukan di luar jam sekolah. Sementara untuk kelas khusus tahfiz adalah usaha merealisasikan keinginan orang tua yang ingin anaknya menjadi hafiz, tetapi tidak tinggal di asrama (hafiz nonasrama).

“Dengan berbagai macam program ini kami harap bisa membantu siswa untuk lebih mencintai Alquran dan mewujudkan mimpi wali murid tanpa harus berpisah jauh dengan buah hatinya,” ungkapnya.

(Dynda Wahyu Wardhani/Slamet Nur Iskandar)

 

Tinggalkan Balasan