Workshop SD Ta’mirul Islam: Siswa Libur, Ganti Gurunya yang Belajar

0
890

SDTI – Sudah menjadi agenda rutin di awal dan di tengah tahun ajaran, SD Ta’mirul Islam Surakarta selalu mengadakan workshop untuk peningkatan mutu guru dan karyawan. Jelang pembelajaran semester II tahun ajaran 2016/2017 (liburan akhir semester I) SD Ta’mirul Islam mengadakan workshop bertema “Menjadi Pendidik dan Tenaga Pendidik yang Bermutu” di aula lantai II SD Ta’mirul Islam Surakarta. Acara ini diadakan selama tiga hari, Selasa-Kamis (27-29/12/2016). Selama kegiatan, setiap hari selalu diawali dengan kegiatan semaan Alquran.

“Ini sungguh luarbudi-paryono-s-h-kepala-uptd-dikpora-kecamatan-laweyan-surakarta biasa, siswanya libur, tapi guru tetap masuk untuk belajar bersama meningkatkan kompetensi, kalau bisa tidak hanya SD Ta’mirul Islam saja, tetapi juga mengajak guru lain, minimal satu gugus,” ujar Budi Paryono selaku kepala UPTD Dikpora Laweyan dalam sambutannya.

Setelah pembukaan, workshop diisi pelatihan peningkatan mutu pendidik dan tenaga pendidik oleh Drs. Sutiyono, M.Pd. yang juga selaku Pengawas Gugus X Kecamatan Laweyan Surakarta.

“Guru harus memahami dan menguasai kompetensi inti guru agar menjadi guru yang profesional,” kata Sutiyono di tengah pelatihan tentang kompetensi inti guru.

Sutiyono juga menjelaskan guru harus mempersiapkan rencana pembelajaran di awal semester agar ke depannya pembelajaran bisa berjalan secara lancar karena guru sudah punya konsep pembelajaran.

“Perencanaan itu memang susah di awal, tapi pada akhirnya akan memudahkan kita saat mengajar,” tutur Sutiyono.

Wokshop hari pertama diakhiri dengan rapat koordinasi setiap guru kelas paralel untuk mengevaluasi program yang sudah berjalan sekaligus mempersiapkan program yang akan dilakukan di semester II.

Pelatihan Pengurusan Jenazah

habib-fahmi-assegafWorkshop hari kedua, setelah semaan, diadakan pelatihan praktik pengurusan jenazah yang dimentori oleh Habib Abdurrahman Fahmi Assegaf.

“Pelatihan pengurusan jenazah ini ditujukan agar para guru bisa paham dan menguasai ilmu dalam mengurus jenazah. Ke depannya, sebagai guru, tidak hanya bermanfaat untuk sekolah, tetapi bisa bermanfaat di masyarakat,” tutur Wakhid Mustofa Kamal selaku Wakil Kepala SD Ta’mirul Islam Surakarta dalam sambutannya.

Habib Abdurrahman Fahmi Assegaf memberikan materi serius, tetapi dengan gaya yang santai. Tak pelak, guru-guru pun yang sudah fokus dengan materi sering mengeluarkan gelak tawa.

“Intinya ketika ingin menjadi pengurus jenazah itu harus punya dua modal utama, yakni mental dan amanah,” jelas Habib Abdurrahman Fahmi Assegaf.

Habib Abdurrahman Fahmi Assegaf menguraikan bahwa mental berperan penting dalam hal ini karena harus menangani jenazah yang banyak orang dianggap menakutkan. Modal yang kedua adalah amanah. Seorang pengurus jenazah harus bisa menjaga rahasia. Apa pun yang terjadi pada jenazah tidak boleh memberitahukan kepada orang lain, walaupun ditanya oleh seseorang.workshop

Hari terakhir digunakan, Kamis, digunakan para guru untuk membuat alat peraga pendidikan.

“Guru harus bisa membuat alat peraga sendiri. Kalau dibuat sendiri, insya Allah, guru akan lebih mudah dalam mengajar dengan alat peraga itu, “ kata Slamet, selaku PUK Kurikulum SD Ta’mirul Islam Surakarta.

Siang harinya, sebagai penutupan, ada pembinaan dari yayasan. Pembinaan kali ini berkaitan dengan penerbitan Majalah As-Shofwah edisi Desember, yakni tentang sejarah dan tokoh yang mendukung pembangunan Masjid Tegalsari dan lembaga di sekitar masjid, seperti SD,MI, SMP, dan pondok Ta’mirul Islam. (adh)

Info PPDB 2017/2018 klik: Jadilah generasi islami penuh prestasi

Tinggalkan Balasan